User Experience

Jenis-Jenis Metode Penelitian UX

By

Memahami pengguna adalah salah satu bagian terpenting dari  UX.  Seorang ux desainer harus bisa menghindari penggunaan asumsi tentang pengguna dan kebutuhannya Maka dari itu seorang UX desainer harus mengenal jenis-jenis metode penelitian UX. Bagaimana cara untuk menghindarinya ? Tentu saja seorang ux desainer harus melakukan penelitian. Pada artikel ini saya akan membahas mengenai jenis penelitian produk secara umum.

Jenis-Jenis Metode Penelitian UX

Terdapat 2 jenis penelitian  yang  dilakukan pada pengembangan produk  yaitu penelitian data primer dan penelitian data sekunder. Mari kita bahas lebih mendalam apa saja penelitian data primer dan sekunder di dunia UX.

Penelitian Data Primer dan Data Sekunder

Penelitian data primer yaitu penelitian yang dikumpulkan oleh ux desainer secara langsung dari sumber utama. Biasanya ux desainer berinteraksi secara langsung dengan pengguna produk. Beberapa metode penelian data primer seperti wawancara, survei, usability testing, dan obeservasi.

Penelitian data sekunder adalah penelitian yang menggunakan data atau informasi yang dikumpulkan oleh pihak lain. Beberapa contohnya  seperti data yang diambil langsung dari buku, artikel, atau jurnal.

Data Kualitatif dan Kuantitif

Selanjutnya kita akan membahas mengenai pengelompokan penelitian didasarkan pada jenis data yang dikumpulkan yaitu kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif atau disebut juga data naratif, adalah data dalam penelitian yang menjelaskan suatu fenomena berdasarkan hal-hal yang umumnya tidak dapat dihitung. Oleh karena itu, data ini disebut data kualitatif karena berdasarkan kualitas dari suatu objek atau fenomena.

Data kuantitatif adalah jenis data dalam penelitian yang dapat diukur, dihitung, serta dapat dideskripsikan dengan menggunakan angka. Umumnya, data seperti ini digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang jelas dan sudah ada instrumen ukurnya.

Adapun beberapa metode penelian yang sering digunakan dalam penelian UX diantaranya :

Wawancara

Wawancara

Wawancara adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mendalam tentang pendapat, pemikiran, pengalaman, dan perasaan orang. Wawancara dapat dilakukan secara individu dan kelompok.

Wawancara dapat berupa penelitian kualitatif dan kuantitatif. Wawancara yang termasuk metode penelitian kualitatif mencakup pertanyaan terbuka yang mengharuskan partisipan menjelaskan jawaban mereka secara mendetail. Wawancara yang termasuk metode penelitian kuantitatif hanya mencakup pertanyaan tertutup, seperti pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak” atau pertanyaan pilihan ganda.

Menurut Don Norman dalam penelitian UX wawancara sebaiknya dilakukan minimal kepada lima responden selama penelitian berlangsung karena 5 orang tersebut sudah memberikan 70-80% gambaran data yang dibutuhkan. Saat ux desainer melalukan wawancara, Ux desainer akan mulai menemukan kesamaan dalam masukan yang diberikan pengguna tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil tentang produk yang sedang dikembangkan. Inilah jenis umpan balik yang kita butuhkan!

Kelebihan dari wawancara

  • Kita lebih mampu memahami apa yang dipikirkan pengguna dan mengapa.
  • Kita dapat menyesuaikan pertanyaan atau memfokuskan kembali diskusi berdasarkan jawaban pengguna.
  • Kita memiliki kemampuan untuk mengajukan pertanyaan tindak lanjut secara real time.
  • Kita memiliki kemampuan untuk mengajukan pertanyaan khusus untuk kebutuhan pengguna.
  • Kita akan menerima saran langsung dari pengguna.

Kekurangan dari wawancara

  • Wawancara memakan waktu cukup lama.
  • Membayar peserta dan menyewa ruang untuk wawancara.
  • Ukuran sampel penelitian lebih kecil, karena kendala waktu dan uang.
  • Wawancara berkelompok dapat mempengaruhi jawaban karena efek orang mengikuti jawaban dari yang lain.

Jika kamu ingin mempelajari lebih lanjut tentang wawancara, lihat artikel tentang wawancara pengguna dari Nielsen Norman Group.

Survei

Survei

Survei adalah penelitian yang menggunakan pertanyaan tersruktur yang sama pada setiap orang. Survei dapat menjadi langkah yang  bagus untuk mengukur keberhasilan produk selama pengembangan dan setelah diluncurkan. Misalnya, melakukan survei setelah produk dirilis dapat membantu untuk mengukur keefektifan produk dan memberikan landasan perbaikan di masa mendatang.

Ux desainer dapat merancang survei untuk memasukkan pertanyaan terbuka untuk melakukan penelitian kualitatif, yang memungkinkan peserta penelitian untuk mengklarifikasi tanggapan survei mereka, serta pertanyaan tertutup untuk penelitian kuantitatif yang menghasilkan data numerik.

Kelebihan

  • Kita dapat mempelajari lebih lanjut dari ukuran sampel yang lebih besar.
  • Kita dapat mengumpulkan hasil dan wawasan dengan cepat.
  • Survei biasanya tidak mahal karena tidak memakan banyak waktu untuk diselesaikan peserta, dan dapat dilakukan dari jarak jauh.

Kekurangan

  • Survei sering tidak memungkinkan adanya umpan balik yang mendalam; sebagian besar pertanyaan akan memiliki tanggapan yang diambil dari serangkaian jawaban pilihan ganda.
  • Ada beberapa jenis pertanyaan penelitian yang tidak akan berfungsi dalam format survei.
  • Survei biasanya tidak bisa dilakukan secara personal.

Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang survei, lihat artikel usability.gov tentang survei online.

Usability Testing

Usability Testing

Usability testing adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi produk dengan mengujinya pada pengguna secara langsung. Usability testing dapat membantu ux desainer untuk mengetahui apakah produk sudah sesuai atau masih perlu banyak penyesuaian.

Usability testing dapat dilakukan secara online maupun offline. Secara online ux desainer dapat melakukan nya dengan cara menggunakan beberapa tools seperti zoom meeting, user testing.com,dll. Jika secara offline biasanya pengguna akan datang langsung ke kantor/ lab untuk mencoba prototyping produk secara langsung.  Dalam melakukan usability testing sebaiknya ux desainer merekam sesi tersebut secara audio dan video, sehingga ux desainer dapat melihat kembali rekaman saat akan melakukan evaluasi dan review terhadap prototype produk yang dibuat.

Penelitian kualitatif didasarkan pada pengamatan, dan bagian penting dari melakukan usability testing adalah mengamati bagaimana peserta berinteraksi dengan produk yang telah Anda rancang. Berfokus pada penelitian kualitatif selama usability testing dapat menghasilkan lebih banyak wawasan dengan menilai perilaku pengguna saat mereka mencoba produk. Penelitian kuantitatif juga dapat digunakan saat melakukan usability testing untuk memahami penilaian peserta terhadap produk.

Keuntungan

  • Kita dapat belajar dari interaksi pengguna secara langsung.
  • Usability testing dapat memberikan gambaran berbeda dari asumsi yang diharapkan ux desainer tentang produk.
  • Pengguna dapat memberikan umpan balik yang mendalam.

Kekurangan

  • Usability testing hanya mengukur seberapa mudah menggunakan suatu produk.
  • Jenis penelitian ini bisa mahal, terutama jika dilakukan secara langsung.
  • Mungkin ada perbedaan antara usability testing yang dilakukan di lab dengan pengalaman pengguna saat menggunakan produk dalam kehidupan nyata.

Jika kamu ingin mempelajari lebih lanjut tentang usability testing, lihat artikel Nielsen Norman Group tentang pengujian kegunaan.

Metode Penelitian Sekunder

Metode Penelitian Sekunder

Penelitian sekunder dapat digunakan pada setiap fase proyek, karena kita menggunakan informasi dari sumber dari luar. Dengan kata lain, penelitian sekunder bukanlah hasil langsung dari produk yang sedang dikembangkan atau pengguna yang kita rancang. Informasi yang  ditemukan selama penelitian sekunder mungkin hanya dapat menjadi dasar untuk penelitian utama, sehingga  memiliki gagasan yang lebih baik tentang ke mana harus memfokuskan sumber daya. Atau, penelitian sekunder bisa melengkapi temuan dari penelitian utama untuk sebuah proyek, untuk lebih meyakinkan kembali atau memperkuat kesimpulan yang sudah dimiliki.

Kelebihan

  • Penelitian sekunder umumnya lebih murah dan lebih cepat daripada penelitian primer. Artinya, kita akan menghemat waktu dan uang.
  • Kita dapat menemukan informasi pada penelitian sekunder melalui pencarian online dan publikasi penelitian berlangganan.
  • Penelitian sekunder dapat menjadi pelengkap yang baik untuk temuan dari penelitian utama.

Kekurangan

  • Tidak akan bisa belajar dari interaksi pengguna secara langsung.
  • Tidak akan menerima umpan balik pengguna secara langsung.
  • Penelitian sekunder dapat memberikan informasi yang salah dan tidak spesifik jika tidak dilakukan dengan tepat.

Jika kita  ingin mempelajari lebih lanjut tentang penelitian sekunder, lihat artikel tentang penelitian sekunder dari Formplus.

Praktik Penelitian UX

Saat kita mendalami karir sebagai seorang UX desainer, kita akan mendapatkan pengalaman menggunakan beberapa jenis metode penelitian. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari setiap metode, dan kapan menggunakannya, dapat membuat penelitian ux lebih efektif dan dapat meningkatkan desain produk. Jika kalian ingin memepelajari penelitian lebih mendalam, Kalian bisa mempelajari melalui artikel metode penelitian pengalaman pengguna dari NN Group. Ini akan memandu kalian dalam memilih metode penelitian terbaik.

You may also like

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments